Agent of Change Melawan Disinformasi Politik di Media Sosial Menjelang Pemilu 2024
Telkom University, 18 Desember 2023 - Kelas Politik "Bersuara Lewat Fakta" merupakan kegiatan kolaborasi bersama mahasiswa sebagai upaya nyata untuk membentuk Agent of Change yang mampu melawan disinformasi politik di media sosial menjelang Pemilu 2024. Kegiatan ini dirancang sebagai langkah konkret untuk membekali peserta dengan pengetahuan yang dibutuhkan guna memahami, mengidentifikasi, dan menanggapi disinformasi dengan berpegang pada fakta.
Kegiatan ini diprakrasi mahasiswa Telkom University, para Perempuan Pemburu Kebenaran, Pionir Pencerahan atau dapat disebut sebagai Fakta Fighter, sebagai bentuk kepedulian tentang pentingnya perlawanan terhadap disinformasi politik yang mengancam keutuhan dan kesatuan Indonesia . Oleh karena itu diharapkan dengan adanya kegiatan ini dapat menjadi ajakan untuk masyarakat agar lebih bijak dalam menerima dan menyebarkan informasi.
Pada era digital saat ini, media sosial memiliki peran krusial dalam membentuk opini publik, terutama dalam konteks politik. Sayangnya, penyebaran informasi palsu atau manipulatif (disinformasi) semakin merajalela, mengancam integritas proses demokrasi. Kelas Politik "Bersuara Lewat Fakta" hadir untuk memberdayakan peserta dengan keterampilan yang diperlukan agar dapat memfilter informasi, menghindari penyebaran disinformasi, dan secara proaktif menjadi agen perubahan di lingkungan digital.
Ketua Jabar Saber Hoaks, Alfianto Yustinova, S.E., dalam pemaparannya berharap mahasiswa dapat menjadi agen dan mengajak sosialisasi agar dapat mengedukasi untuk menyaring informasi yang diterima agar dapat membedakan mana berita hoaks yang hampir setiap hari bermunculan. Media sosial menjadi salah satu tempat penyebaran hoaks terbanyak sebab banyak informasi yang tidak sesuai fakta yang dilakukan oleh oknum - oknum yang tidak bertanggung jawab yang membuat tidak kondusif seperti HLBK (Hoaks Lama Bersemi Kembali).
Dengan demikian, generasi Z menjadi generasi yang dapat menyampaikan pendapat mengenai disinformasi politik yang harus dihindari. Tanggapan - tanggapan narasumber terkait disinformasi politik di media sosial dan apa saja kontribusi terkait adanya disinformasi politik di media sosial.
Sementara pada saat yang sama, Adie Saputro SH. selaku Ketua Divisi Teknis Penyelenggara KPU, menyampaikan bahwa disinformasi menjelang pemilu memang sesuatu yang tidak baru sebab di pemilu sebelumnya sudah banyak disinformasi politik yang merugikan. Peran pemerintah sangat penting dalam kasus disinformasi politik untuk memutus penyebaran informasi hoaks. Istilah black campaign yang biasa dilakukan para penyebaran berita hoaks untuk tujuan golongan - golongan yang bersangkutan.
Selain itu, Hadi Purnama, Drs., M.Si., selaku Koordinator Wilayah MAFINDO Bandung, juga menyampaikan istilah misinformasi dan disinformasi. Dalam pandangannya, misinformasi adalah merupakan informasi keliru namun penyebar informasi tidak tahu kalau informasi yang disebarkan itu salah. Sedangkan disinformasi orang yg menerima informasi tau kalau itu informasi salah namun tetap disebarkan.
Pihak mafindo. lanjut Hadi, sudah mendeteksi sekitar 1200 hoaks sekitar 60% hoaks politik. Banyak faktor dan motif dalam penyebaran hoaks antara lain motif politik, ideologi, ekonomi.
Kelas Politik ini diharapkan dapat memberikan wawasan mendalam kepada peserta, membuka ruang diskusi yang interaktif, dan memotivasi mereka untuk menjadi agen perubahan yang berperan aktif dalam melawan disinformasi politik. Melalui pemahaman yang kokoh terhadap fakta-fakta politik, diharapkan para peserta dapat membangun lingkungan digital yang lebih sehat dan mendukung proses demokrasi yang berkualitas.
Media dan masyarakat umum diundang untuk turut serta dalam Kelas Politik "Bersuara Lewat Fakta" sebagai bagian dari komitmen bersama menjaga integritas informasi dan meningkatkan partisipasi warga dalam proses demokrasi.
Kelas Politik "Bersuara Lewat Fakta" merupakan kegiatan inisiatif yang diorganisir untuk mengatasi tantangan disinformasi politik di era digital. Dengan menggandeng pembicara-pembicara ahli di bidangnya, kegiatan ini bertujuan untuk memberdayakan masyarakat agar mampu membedakan informasi yang akurat dari disinformasi, mempromosikan diskusi yang sehat, dan mendukung proses demokrasi yang transparan.